Sandal Jepit

          Sandal jepit merupakan sandal rakyat yang sangat murah meriah, harganya yang tidak sampai Rp. 20.000,- membuat sandal jenis ini diminati masyarakat. Mulai dari kalangan atas hingga kalangan bawah. Bahkan, tak jarang sandal murahan ini menjadi rebutan di masjid. Kegunaannya pun banyak diantaranya melindungi kaki dari kotoran yang ada dijalanan, untuk memperindah penampilan pemilik, juga dapat digunakan untuk melempar pencuri dan lelaki hidung belang.
Sandal Jepit
Sandal jepit ini terbuat dari gabus, karet atau plastik dilengkapi dengan tali penjepit berbentuk huruf “v” yang menghubungkan bagian depan dan belakang sandal. Tali penghubung itu berfungsi sebagai pengikat agar sandal tersebut tidak lepas saat dipakai berjalan atau berlari. Nah, kali ini saya tidak akan membahas sandal lebih jauh, cuma ingin share Balada Sandal Jepit.
Paijo: Nem, sandalku kemarin habis kamu pinjam ya?
Painem
: Iya, mas. Itu ada di depan.
Paijo
: Loh, nem. sandalnya kug jadi berat dan gak bisa dipindah?
Painem
: hehehe, maaf kelupaan. Iya, sandalnya kugembok biar gak ada yang nyuri.
Paijo
: wew %^&&**^%$@!?? Kenapa mesti digembok?
Painem
: Biar gak ilang mas. Sekarang sandal menjadi mahal loh. Banyak kolektor sandal jepit. Mas gak tau ya? coba liat tv. Sekarang lagi marak pencurian sandal.
Paijo
: Gak perlu liat tv nem. Di masjid aja, tempat orang sholat dan ibadah, banyak sandal ilang. Bener gak?
Painem
: Iya, mas. makanya perlu digembok.
Paijo
: Tapi gak segitunya digembok, Yuu. Berapa sih harga sandal jepit? Gajiku gak bakalan habis buat beli sandal jepit.
Painem
: Karepmu mas. (mangkel)
Di kisah yang lain pada negeri ini:
Anak usia 15 tahun yang dimejahijaukan atas tuduhan mencuri sandal jepit bekas. Sedangkan para koruptor sedang memainkan sandiwara hukum dan bebas berkeliaran menggunakan sedan mewah.
gerakan 1000 sandal jepit
Sungguh miris melihat kisah pedih ini, ternyata hukum tidak buta, hukum memihak pada mereka yang berkuasa dan berkepentingan. Teringat dengan kasus hukum yang menimpa seorang nenek di Banyumas, Jawa Tengah, beliau menjalani hukuman selama 1 bulan 15 hari penjara dengan masa percobaan 3 bulan hanya gara-gara mengambil 3 buah kakao yang sudah ranum.
Mengutip sebuah puisi dari seorang kawan:
Tuan TerHormat,
andai saja Tuan menerima dengan pemikiran yang logis.
Pasti Tuan bisa menelan baik baik kepahitan yang sebenarnya terjadi
Maaf,Tuan! Bukan kami berpihak pada kesalahan atau kemuderatan……………….
bukan itu maksud kami.

Tuan bisa menjelaskan dengan seksama aturan dalam ayat ayat Hukum yang (mungkin) sebenarnya bisa diatur?
Kami juga bukan hendak membiarkan aksi ini sebagai Demo penjunjung Kesalahan?
Bukan, duhai Tuan yang TerHormat sangat!
Bukan seperti itu yang kami inginkan dari sederetan aksi aksi kami mengumpulkan Sandal sandal (yang mungkin) masih bisa dibeli oleh sebagiaan Pemilik Hukum dan Berkuasa di tempat tempat manapun.
Kami adalah kaum yang menginginkan sesuatunya berjalan dengan Hak Kehukuman………
tapi jika hanya soal Sandal yang terambil oleh sebagian kaum kami yang susah,apakah mesti juga menerima pukulan Palu yang ternyata lebih berat dari para Penikmat Hasil Koruptor di negri ini? Hukum tak pernah menerima penjelasan kaum kami………………………………………
kami lebih busuk (mungkin) dari para koruptor kelas kakap .

Tuan yang terHormat sangat, cobalah bisa menerima keluhan kami,penindasan kami,kelemahan kaum kami.
Maaf,bukan berarti kami tak taat hukum………………………………..
bukan sama sekali Tuan yang terHormat!

Dari kami yang ingin memberi sentuhan sayang pada Tuan Besar

Leave a Reply

Daftar Blog Saya

Diberdayakan oleh Blogger.

Entri Populer

Mengenai Saya

Foto saya
malang, jawa timur, Indonesia
sipppp sipppp sippp ajalah hidup ini